Jepang merevisi pedoman program magang untuk pekerja asing pada hari Jumat, memungkinkan para trainee yang mengalami pelecehan dan penyalahgunaan untuk pindah tempat kerja, dalam upaya mengatasi masalah trainee yang berhenti tanpa pemberitahuan karena kondisi kerja yang buruk.
Di bawah program ini, yang pada prinsipnya melarang trainee untuk berganti pekerjaan selama tiga tahun pertama, jumlah magang yang meninggalkan tempat kerja mereka tanpa pemberitahuan mencapai rekor tertinggi sebanyak 9.753 orang pada tahun 2023.
Sementara pedoman sebelumnya menyatakan bahwa pindah tempat kerja diperbolehkan dalam "keadaan yang tidak dapat dihindari," pedoman baru secara spesifik menyatakan bahwa perpindahan pekerjaan diperbolehkan jika trainee mengalami kekerasan, pelecehan seksual, atau terjadi pelanggaran hukum dan peraturan yang serius di tempat kerja mereka, termasuk pelanggaran kontrak.
Pedoman ini juga memungkinkan rekan kerja dari trainee yang dilecehkan untuk pindah dan memungkinkan para trainee untuk bekerja paruh waktu hingga 28 jam per minggu untuk menutupi biaya hidup selama proses perpindahan.
Ketentuan khusus diperkenalkan bagi trainee yang tidak dapat menemukan pemberi kerja baru sebagai trainee dan ingin beralih ke visa pekerja terampil tertentu, memungkinkan mereka untuk sementara bekerja di bawah visa kegiatan yang ditentukan hingga mereka lulus ujian yang diperlukan untuk melakukan perpindahan tersebut.
Program magang untuk pekerja asing, yang telah berlangsung sejak tahun 1993, telah dikritik sebagai cara bagi Jepang untuk mengimpor tenaga kerja murah.
Pemerintah akan mengganti program ini dengan sistem baru paling cepat pada tahun 2027 yang akan memungkinkan perpindahan pekerjaan setelah satu atau dua tahun bekerja di satu tempat kerja.
Ingin meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Jepang? Yuk, gabung di Kaiwa JLC! Klik di sini untuk list program/kelas.
Sumber : Mainichi